Minggu, 01 Mei 2016

Love God with repentance (Pertobatan)

Allah penuh Kasih
Novitauli Fransina Tambunan

        Pada umumnya iman manusia dikaitkan dengan perbuatan keseharian yang mereka lakukan. Kepercayaan manusia akan Tuhan terkadang hanya dilihat dari sudut pandang perbuatan mereka yang kelihatan. Jika perbuatan manusia tidak sesuai dengan perbuatan manusia pada umumnya, maka manusia cenderung menjauh. Oleh karena itu, manusia yang dengan gampang nya menilai seseorang dari perbuatan yang tampak dan timbulah sifat manusia yang mengelompokan sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Misalnya pola pikir manusia yang memandang hanya orang yang aktif di Gereja yang hanya diselamatkan oleh Tuhan dan semacamnya. Hal lainnya manusia juga sering kali menganggap bertobat hanya dengan cara datang ke Gereja dan mengaku dosa saat sakramen tobat. Dengan melakukan itu maka dosa yang mereka perbuat sudah dihapuskan, tanpa melakukan introspeksi diri dengan menyesali dengan bersungguh-sungguh dosa yang ia perbuat dan berubah untuk menjadi yang lebih baik.
        Penginjil Matius (9:9-13) menceritakan tentang Matius pemungut cukai yang mengikuti Yesus. Kisah ini menggambarkan kemurahan hati Tuhan yang tidak membeda-bedakan manusia, yang diceritakan Yesus mau berkumpul dan makan bersama dengan para pemungut cukai. Di satu sisi, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pada zaman itu menganggap salah satu dosa terberat yang dilakukan manusia antara lain adalah memungut cukai. Dan menganggap Yesus ‘aneh’ karena Ia mau berkumpul bahkan makan bersama-sama dengan para pemungut cukai yang berdosa. Disisi lain, timbulah keraguan dari murid-murid Yesus melalui pertanyaan yang dilontarkan orang Farisi kepada murid-murid Yesus. Dengan kemurahan hati Yesus menjawab “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (ay.12) Jawaban Yesus memiliki arti bahwa Tuhan memaafkan manusia sekalipun manusia masuk ke dalam dosa yang berat. “Yang kuhendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (ay.13) Tuhan mengutamakan sikap hati yang jujur dan berbelas kasih daripada perbuatan yang hanya dilihat semata. Tuhan datang ke dunia bukan hanya menyelamatkan orang yang pergi Gereja setiap minggunya, tetapi untuk menyelamatkan semua manusia yang Tuhan ciptakan. Yesus memperhatikan setiap pribadi yang menjadi anggota tubuhnya untuk selalu bersama-sama dengan Dia.
        Dengan mendalami kisah ini, para katakumen diajak untuk menghindarkan penilaian yang instan dan anggapan tahu akan segalanya tentang dunia. Para katekumen juga diajak untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan yang membeda-bedakan. Pertobatan yang sesungguhnya dengan cara memaafkan diri sendiri dan orang lain. Tiada persembahan yang layak dihadapan Tuhan jika tanpa disertai perbuatan yang dikehendaki oleh Tuhan. Para katakumen hendaklah juga siap sedia untuk mengulurkan tangan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan sehingga mampu menjadi alat Tuhan untuk mewartakan Injil dan mewujudkan kemurahan hati Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar