Allah penuh Kasih
Novitauli Fransina Tambunan

Pada
umumnya iman manusia dikaitkan dengan perbuatan keseharian yang mereka lakukan.
Kepercayaan manusia akan Tuhan terkadang hanya dilihat dari sudut pandang
perbuatan mereka yang kelihatan. Jika perbuatan manusia tidak sesuai dengan
perbuatan manusia pada umumnya, maka manusia cenderung menjauh. Oleh karena
itu, manusia yang dengan gampang nya menilai seseorang dari perbuatan yang
tampak dan timbulah sifat manusia yang mengelompokan sesuai dengan kehendak
mereka sendiri. Misalnya pola pikir manusia yang memandang hanya orang yang
aktif di Gereja yang hanya diselamatkan oleh Tuhan dan semacamnya. Hal lainnya
manusia juga sering kali menganggap bertobat hanya dengan cara datang ke Gereja
dan mengaku dosa saat sakramen tobat. Dengan melakukan itu maka dosa yang
mereka perbuat sudah dihapuskan, tanpa melakukan introspeksi diri dengan
menyesali dengan bersungguh-sungguh dosa yang ia perbuat dan berubah untuk
menjadi yang lebih baik.
Dengan
mendalami kisah ini, para katakumen diajak untuk menghindarkan penilaian yang
instan dan anggapan tahu akan segalanya tentang dunia. Para katekumen juga
diajak untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan yang membeda-bedakan. Pertobatan
yang sesungguhnya dengan cara memaafkan diri sendiri dan orang lain. Tiada
persembahan yang layak dihadapan Tuhan jika tanpa disertai perbuatan yang
dikehendaki oleh Tuhan. Para katakumen hendaklah juga siap sedia untuk
mengulurkan tangan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan sehingga mampu
menjadi alat Tuhan untuk mewartakan Injil dan mewujudkan kemurahan hati Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar